Laman

Rabu, 04 Oktober 2017

Mengapa Allah Menciptakan Emas?

Hikmah Dibalik Penciptaan Emas

Assalamualaikum Wr. Wb. Segala puji syukur saya haturkan kehariban Illaahi Robbi yang telah menurunkan ajaran Islam sebagai ajaran akhir zaman, sehingga tidak ada satu ajaran Islam pun yang out of date. Tinggal tantangannya ada pada diri kita sendiri yang hidup di zaman ini untuk dapat mengimplementasikan solusi yang mengikuti ajaran Islam ini dengan menyeluruh atau kaffah - dan kita kembalikan kepada inti ajaran Al Qur`an dan al Hadits untuk segala permasalahan yang kita hadapi. Untuk itu, marilah kita bersolawat ke atas junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW, yang telah menjadi perantara Allah untuk menyampaikan ajaran Islam agar kita semua mendapat syafaatnya di yaumil akhir nanti. aamiin

Pernahkah kita berfikir tentang emas? Tentu sangatlah jarang dalam benak kita berfikir tentang barang tersebut. Namun, tahukah kita apa itu emas, dan bagaimana sifat kimia emas tersebut sehingga selalu menjadi barang berharga dari jaman sebelum Islam muncul hingga sekarang ini. 

Emas adalah unsur kimia dlm tabel periodik yang memiliki simbol Au (bahasa Latin: 'aurum') dan nomor atom 79. Sebuah logam transisi (trivalen dan univalen) yang lembek, mengkilap, kuning, berat, "malleable", dan "ductile". Emas tidak bereaksi dengan zat kimia lainnya. Emas melebur dalam bentuk cair pada suhu sekitar 1000 derajat celcius. Dari sifat kimia tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa emas itu sangat anti rusak, karat, ataupun mati. Sebagai contoh, jika kita menimbun 5 gram emas dari jaman nabi Adam hingga sekarang, berat emas akan tetap berjumlah 5 gram. Jika emas logam seberat 5 gram terbakar, dan mencair, ketika padat lagi, beratnya pun akan tetap 5 gram.

Pada jaman dahulu, orang-orang menyimpan kekayaan dalam bentuk ternak dan hasil pangan. Tetapi ternak dapat mati terkena wabah dan hasil pangan bisa hilang saat terjadi gagal panen. Selain itu jika kita menyimpan kekayaan dalam bentuk uang semisal uang kertas ataupun uang logam biasa, sudah tentu dapat kehilangan nilainya karena inflasi dan kebijakan pemerintah. Sebagai contoh, tahun 1970 mungkin kita bisa membeli tanah dengan harga satu juta rupiah. Namun bagaimana kondisinya sekarang? Apakah kita bisa membeli tanah dengan uang satu juta rupiah? Tentu tidak bukan.

Mengenai kekuatan emas kita akan bahas mengenai kisah perniagaan yang dialami oleh Rosulullah SAW. Sebagai contoh adalah kita ambil tentang daya beli uang emas Dinar dapat kita lihat dari Hadits berikut :

Ali bin Abdullah menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, Syahib bin Gharqadah menceritakan kepada kami, ia berkata : 

"Saya mendengar penduduk bercerita tentang ’Urwah, bahwa Nabi S.A.W memberikan uang satu Dinar kepadanya agar dibelikan seekor kambing untuk beliau. Lalu dengan uang tersebut ia membeli dua ekor kambing, kemudian ia jual satu ekor dengan harga satu Dinar. Ia pulang membawa satu Dinar dan satu ekor kambing. Nabi S.A.W. mendoakannya dengan keberkatan dalam jual belinya. Seandainya ‘Urwah membeli debupun, ia pasti beruntung” (H.R.Bukhari)

Dari hadits tersebut kita bisa tahu bahwa harga pasaran kambing yang wajar di zaman Rasulullah, SAW adalah satu Dinar. Kesimpulan ini diambil dari fakta bahwa Rasulullah SAW adalah orang yang sangat adil, tentu beliau tidak akan menyuruh ‘Urwah membeli kambing dengan uang yang kurang atau berlebihan. Fakta kedua adalah ketika ‘Urwah menjual salah satu kambing yang dibelinya, ia pun menjual dengan harga satu Dinar. Memang sebelumnya ‘Urwah berhasil membeli dua kambing dengan harga satu Dinar, ini karena kepandaian beliau berdagang sehingga ia dalam hadits tersebut didoakan secara khusus oleh Rasulullah, SAW. 

Nah kalau kita anggap harga kambing yang adalah satu Dinar pada zaman Rasulullah SAW maka sekarangpun dengan 1 Dinar kita bisa membeli kambing dimanapun di seluruh dunia. Artinya setelah lebih dari 14 abad daya beli Dinar tetap. kita perlu tahu bahwa 1 Dinar yaitu uang yang dibuat dari emas 22 karat dengan berat 4.25 gram. Pada saat saya menulis artikel ini, harga jual 1 gram emas 22 karat seharga Rp563.742. Jika dikalikan dengan 4,25 gram maka menjadi Rp2.395.903. Artinya sekarangpun dengan uang sebesar itu bisa untuk membeli seekor kambing.

Coba bandingkan dengan Rupiah kita. Pada waktu saya SMP (tahun 1996-1998) dengan uang Rp150 bisa untuk naik angkot. Namun saat saya menulis artikel ini (Oktober, 2017) uang Rp150 sudah tidak bisa untuk naik angkot.

Dari kisah-kisah tersebut sudah tidak disangsikan lagi bahwa Allah memiliki tujuan dalam penciptaan emas. Ulama besar Imam Ghazali (1058 M-1111 M) dalam bukunya yang legendaris Ihya Ulumuddin mengungkapkan bahwa Allah menciptakan Emas dan Perak agar keduanya menjadi "Hakim" yang adil dalam memberikan nilai atau harga, dengan Emas dan Perak pula manusia bisa memperoleh barang-barang yang dibutuhkannya. Tentu dengan hal ini emas tentu memiliki peran dalam penciptaannya. Konon, bahwa Allah menciptakan emas sejalan dengan pertumbuhan kebutuhan hidup setiap manusia. Sehingga, emas merupakan barang langka. Selain itu, emas tidak bisa diciptakan dan tidak bisa dibuat oleh manusia. Karena memang Allahlah yang Maha Menciptakan emas tersebut untuk memberikan nilai yang adil untuk manusia. Namun kenyataannya, banyak umat muslim dibutakan oleh kaum konglomerat. Banyak umat muslim sudah tidak lagi peduli dengan keberadaan emas, dan banyak pula umat muslim yang difokuskan oleh mata uang kertas dan uang logam yang sesungguhnya uang kertas dan uang logam itu bernilai surut. Seharusnya sebagai umat Muslim haruslah belajar kepada ajaran Rosulullah yang merupakan ajaran akhir zaman. Salah satunya adalah ajaran mengenai nilai emas yang jika dijalankan, tentu akan menguatkan ekonomi umat muslim. Sehingga, Islam dengan kekuatan ekonominya akan tetap berdiri tegak menegakkan ajaran Allah dan Rosul-Nya.

Sekarang kenyataannya, Emas digunakan sebagai standar keuangan di banyak negara. Penggunaan emas dalam bidang moneter dan keuangan berdasarkan nilai moneter absolut dari emas itu sendiri terhadap berbagai mata uang di seluruh dunia, meskipun secara resmi di bursa komoditas dunia, harga emas dicantumkan dalam mata uang dolar Amerika. Bentuk penggunaan emas dalam bidang moneter lazimnya berupa bulion atau batangan emas dalam berbagai satuan berat gram sampai kilogram.

Lalu, apakah kita sebagai umat muslim harus berdiam diri, sedangkan ajaran Rosulullah SAW mengenai emas dipakai oleh sebagian besar umat non muslim? Maka dari itulah, kita sebagai umat muslim harus memulai untuk menguatkan ekonomi muslim melalui emas. Lalu, apakah bisa jika kita menyimpan kekayaan dalam bentuk emas, dan kekayaan tersebut digunakan untuk mengembangkan ekonomi umat Muslim? Jawabannya adalah pasti bisa. Kaidahnya adalah sebagai agama akhir zaman, tidak ada satu ajaran Islampun yang out of date. Saya tekankan lagi bahwa tinggal tantangannya ada pada diri kita sendiri yang hidup di zaman ini untuk dapat mengimplementasikan solusi yang mengikuti ajaran Islam ini dengan menyeluruh atau kaffah. Dan kita kembalikan kepada inti ajaran Al Qur`an dan al Hadits untuk segala permasalahan yang kita hadapi. Wallaahualam...
Share:

Popular Posts

Doc Video

Info Keuangan Majelis

No Keterangan Kas Jumlah
01 Tot.Pend.Kas Sblmnya Rp3.782.000
02 Pend.Kas Jumat Lalu Rp116.000
03 Tot.Pend.Kas Rp3.898.000
04 Piutang Majelis Rp600.000
05 Peralatan Majelis Rp40.000
06 Kas Majelis Rp3.258.000
07 Biaya Sumbangan Rp400.000
08 Biaya Majelis Rp1.228.500
09 Saldo Kas Majelis Rp1.629.500

Info Pos Kas Majelis (Peny. 2018)

No Jenis Pos Kas Persen Jumlah
01 Kas Subuh 32,5% Rp627.088
02 Kas Zuhur 20% Rp385.900
03 Kas Ashar 27,5% Rp530.613
04 Kas Maghrib 15% Rp289.425
05 Kas Isya 5% Rp96.475

Jadwal Solat


jadwal-sholat

Arsip Blog